Caleg Ini Bermodal Dukungan Anggota Klub Skuter Butut

Slamet Bagya, caleg dari Partai Golkar
Sumber :
  • VIVAnews/ Daru Waskita
VIVAnews
Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia
- Selain menggunakan kader dan struktural partai dalam meraih simpatik masyarakat, calon legislatif terus mencari terobosan agar dapat meraup banyak suara demi mendapatkan satu kursi di parlemen.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Bayern Munich vs Arsenal di Liga Champions

Langkah ini ditempuh caleg DPRD DIY dari Partai Golkar, Slamet Bagya, yang mencari dukungan dengan menggunakan jalur nonpartai. Dia memanfaatkan jaringan di club sepeda motor tua bernama Bantul Scooter Club (BCS) untuk menggalang suara. Banyak pemilih pemula hingga pemilih lansia di kelompok ini.
Seminggu Setelah Kepergian, Istri Babe Cabita Disebut Masih Sering Melamun


"Di Bantul ada sekitar 300-an anggota BSC yang bersedia menjadi relawan guna meraih simpati dari masyarakat,” kata Slamet Bagya kepada VIVAnews, Kamis 23 Januari 2014


Caleg yang maju untuk DPRD DIY dari Daerah Pemilihan (Dapil) Yogyakarta 3  dengan nomor urut 2 ini mengatakan jika 300 anggota BSC tersebut bersedia mencari 10 orang lagi untuk menjadi relawan. Jika berjalan, akan ada 3.000 suara dan tentunya tidak perlu dengan
money politics
karena yang diutamakan di BSC adalah persaudaraan.


"Untuk mendapatkan 1 kursi di DPRD DIY minimal dibutuhkan lebih dari 20 ribu suara dan itu sangat mungkin tercapai dengan ditambah kerja struktural partai," kata Slamet yang dipercaya sebagai ketua BSC ini.


Pria yang kini menginjak usia 56 tahun ini mengaku tak punya modal yang cukup banyak untuk maju menjadi wakil rakyat, namun dengan persaudaraan dan usaha keras bersama dengan klub BSC, maka cita-cita itupun tak mustahil diraih.


"Yang pertama dilakukan calon pemimpin harus ada di tengah masyarakat dan tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat. Tidak perlu obral janji yang nantinya akan menjadi bumerang sendiri," katanya.


Caleg yang mengusung jargon “Sederhana dan Merakyat” ini ketika melakukan kunjungan ke masyarakatpun tak pernah menggunakan kendaraan roda empat agar terkesan mewah. Dia hanya menggunakan skuter tahun 1962 bersama dengan beberapa anggota BSC yang juga menggunakan skuter.


"Ketika saya jadipun tetap akan menggunakan skuter butut saya untuk bekerja. Justru banyak ditanya orang karena motor yang digunakan antik. Setiap kali saya keliling kampung justru diminta berhenti dan ditawar motor butut saya," katanya.


Suami dari Yeni Tri Ujianti (52) yang sehari-hari bekerja sebagai guru taman kanak-kanak inipun mengaku banyak dari orangtua anak yang diajar oleh istrinya juga memberikan dukungan dan dorongan untuk suaminya agar maju menjadi caleg.


"Saya semakin semangat karena tidak hanya dari anggota BSC yang mendorong saya maju menjadi caleg namun orang tua dari siswa yang diajar oleh istri saya juga mendukung," katanya.


Jikapun telah usaha dengan keras namun Tuhan tidak mengabulkan maka Slamet mengaku akan menekuni pekerjaannya kembali sebagai tukang pembuat batako yang sudah dijalaninya bertahun-tahun.


"Menjadi caleg saya tidak pernah obral duit karena memang tidak punya. Jikapun tidak jadi maka menjadi pengalaman hidup bagi saya dan keluarga. Saya akan menerima dengan lapang dada," kata ayah tiga anak ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya