Pengamat Politik: Jika Bela Atut, Golkar Karam

Ratu Atut Chosiyah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVAnews
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
– Peneliti Reform Institute Tjipta Lesmana mengatakan, penetapan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka kasus korupsi oleh KPK berpotensi mengancam elektabilitas Golkar. Ini karena Atut merupakan salah satu kader utama Golkar. Ia menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pemberdayaan Perempuan di partai berlambang pohon beringin itu.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Namun kasus Atut belum tentu akan menenggelamkan Golkar. “Jika penyidikan terhadap Atut merembet ke tokoh-tokoh Golkar lain, bisa berbahaya. Elektabilitasnya akan turun,” kata Tjipta dalam konferensi pers hasil survei nasional Reform Institute terkait elektabilitas partai politik di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu 18 Desember 2013.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024


Sebaliknya, Golkar tak akan goyah dan elektabilitasnya bisa tetap tinggi apabila kasus Atut tidak menyerempet petinggi-petinggi Partai Golkar yang lain. “Jadi kalau yang terserempet kroco-kroco, tak akan berpengaruh,” ujar Tjipta.


Meski kasus Atut masih pada tahap awal penyidikan, namun Tjipta mengingatkan Golkar untuk berhati-hati dan mengambil langkah antisipasi. Jika tidak, Golkar bisa senasib dengan Demokrat yang elektabilitasnya anjlok karena kader-kader utamanya terlibat korupsi.


“Nasih Golkar sangat ditentukan oleh perkembangan kasus Atut. Di sini kita bicara KPK, karena secara tak langsung nasib Golkar tergantung KPK,” kata Tjipta.


Direktur Reform Institute, Yudi Latif, mengatakan respons elite Golkar terhadap kasus Atut juga akan menentukan nasib partai itu ke depannya. “Apabila membela, maka kapal akan karam,” ujar dia.


“Dampaknya buruk jika elite Golkar membela (Atut) habis-habisan. Apalagi elektabilitas Golkar dengan PDI Perjuangan terpaut sangat tipis,” kata Yudi. Untuk itu ia menyarankan kepada Golkar untuk tidak membela kader yang terjerat kasus korupsi.


Dalam survei Reform Institute ini, Golkar bertengger posisi paling atas dengan elektabilitas 20,53 persen. Di bawahnya PDI Perjuangan dengan elektabilitas 20,13 persen. Selanjutnya Partai Gerindra dan Partai Demokrat dengan elektabilitas di kisaran 9 persen.


Survei digelar 4-25 November 2013 dengan jumlah sampel 1.500 responden. Pemilihan responden menggunakan metode
multistage random sampling
, dan wawancara dilakukan secara tatap muka.
Margin of error
survei ini 3,53 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya