Suara Kader Beralih ke Jokowi, Golkar Tercambuk

Ilustrasi-Kampanye partai
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews
Ramalan Zodiak Kamis 25 April 2024, Libra Lajang Bertemu Seseorang Istimewa
– Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memperlihatkan sebanyak 22,7 persen suara pemilih Golkar yang seharusnya mendukung Aburizal Bakrie sebagai calon presiden, justru beralih mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

Dari hasil survei itu, Partai Golkar menyadari kadernya belum solid mendukung Aburizal Bakrie. “Angka 22,7 persen pemilih Golkar yang memilih Jokowi sebagai capres menunjukkan belum semua pemilih Golkar solid ke ARB,” kata Wasekjen Partai Golkar Tb Ace Hasan Syadzily, Senin 2 Desember 2013.
Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic


Menurut Ace, hasil survei CSIS itu akan menjadi data berharga bagi Golkar untuk terus meyakinkan pemilihnya agar konsisten memberikan dukungan kepada ARB. “Kami masih memiliki waktu yang cukup untuk meyakinkan pemilih Golkar,” kata dia.


Golkar yakin hasil survei capres masih bisa berubah. “Hasil survei saat ini dilihat sebagai
snapshot
untuk melihat elektabilitas yang bersifat temporer. Data ini masih bersifat dinamis dan masih sangat mungkin mengalami perubahan,” ujar Ace.


Bukan hanya suara pemilih Golkar yang “tersedot” oleh Jokowi. Sebanyak 42,7 persen basis massa Partai Demokrat juga mendukung Jokowi. Fenomena serupa terlihat di Partai Gerindra. Sebanyak 20,6 persen massa Gerindra lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo Subianto.


Dalam survei CSIS ini, elektabilitas Jokowi berada di peringkat teratas dengan perolehan suara 34,7 persen. Sementara capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memperoleh suara relatif jauh di bawah Jokowi, yaitu 10,7 persen. Capres Partai Golkar, Aburizal Bakrie, berada tipis di bawah Prabowo dengan angka elektabilitas 9 persen.


CSIS melakukan survei dengan metode wawancara langsung tatap muka di 33 provinsi pada 13-20 November, menggunakan 1.180 responden sebagai sampel dengan
margin of error
2,85 persen. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya