- ANTARA/HO
VIVAnews - Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri menggelar rapat dengan beberapa kementerian untuk membahas soal penyadapan yang dilakukan Australia. Tapi, rapat ini akhirnya digelar secara tertutup setelah beberapa anggota komisi dan menteri memberi masukan.
Anggota komisi dari Fraksi Partai Demokrat, Yahya Sacawiria, mengatakan, sebaiknya dalam rapat ini perlu ada penjelasan bagian yang tertutup dan bagian mana yang terbuka untuk media. Senada dengan Yahya, anggota komisi dari Fraksi PDIP, Tritamtomo, juga ingin rapat dilakukan tertutup.
"Sebaiknya rapat dilakukan Rembang, Hambalang, Solo (RHS atau rahasia)," kata dia.
Permintaan rapat digelar tertutup diamini Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Namun saat kesimpulan rapat soal penyadapan ini, Purnomo meminta digelar terbuka.
"Tapi kami minta nanti dilakukan press conference bersama, ini untuk menunjukkan kesatuan eksekutif dan legislatif," ujar Purnomo.
Atas kesepakatan dengan pihak eksekutif, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq akhirnya memutuskan rapat kerja yang membahas soal isu penyadapan Australia terhadap Indonesia dilakukan tertutup.
"Nanti di bagian akhir kita akan buka rapat ini dengan media dan akan kita lakukan konferensi pers dengan media. Kami persilakan media untuk meninggalkan ruang rapat," kata Mahfudz.
Setelah diminta keluar, semua jurnalis keluar dari ruang rapat. Rapat soal penyadapan ini juga rupanya menyedot perhatian media asing.
Selain Menteri Pertahanan, rapat kerja Komisi 1 DPR juga dihadiri Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, Kepala Lembaga Sandi Negara Mayor Jenderal Joko Setiyadi dan Kepala Badan Intelejen Negara Marciano Norman.
