Anggota DPR: Malas Ganti Sandi Bikin RI Mudah Disadap Negara Lain

Pengamanan di Kedubes Australia
Sumber :
  • ANTARA/Salis Akbar/ss
VIVAnews
Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu
– Skandal penyadapan antarnegara menjadi topik panas seminggu belakangan ini. Setelah terungkapnya penyadapan oleh Amerika Serikat, menyusul kabar aksi serupa juga dilakukan oleh Rusia, Australia, bahkan Brasil. Indonesia pun disebut harian Australia
Sydney Morning Herald
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
menjadi obyek penyadapan oleh Australia dan AS.
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Wakil Ketua Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri DPR Tubagus Hasanuddin, Rabu 8 November 2013, menyatakan Indonesia mudah disadap karena beberapa faktor. Pertama, teknologi proteksi informasi yang dimiliki Indonesia tak secanggih alat penyadap yang digunakan Amerika Serikat dan Australia.


Kedua, petugas keamanan di Indonesia punya kebiasaan buruk jarang mengganti sandi alat komunikasi para pejabat yang mereka kawal. “Saya pernah jadi ajudan. Kebiasaan petugas kita tidak bagus sehingga percuma saja alat intercept atau alat antisadap dipakai,” kata Hasanuddin, yang pernah menjadi ajudan Presiden BJ Habibie.


Hasanuddin mengatakan, alat intercept harus diganti sandi atau kodenya setiap hari, bahkan sebaiknya tiap dua jam. Sayangnya praktik yang terjadi di Indonesia, menurut dia, tidak seperti itu.


Hasanuddin berpendapat, seharusnya Lembaga Sandi Negara berperan penting dalam menjaga keamanan negara, yakni dengan memproteksi lalu-lintas komunikasi para pejabat tinggi. “Lemsaneg mestinya fokus pada pekerjaan ini,” kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya