LSI: Jokowi-Hatta, Pasangan Terkuat yang bisa Diusung Poros Tengah

HUT PAN ke 15
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai Hatta Rajasa merupakan calon wakil presiden paling kuat yang berasal dari tokoh Islam. Dalam survei LSI, Hatta mengantongi suara 31,3 persen suara dari 1.200 responden.

Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial

Dalam rilis Minggu 3 November 2013, LSI menjabarkan cawapres dari tokoh Islam berikutnya adalah Yusril Ihza Mahendra (15,2 persen), Muhaimin Iskandar (11,8 persen), Suryadharma Ali (10,7 persen), dan Anis Matta (7,5 persen).
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap


"Tapi, kemungkinan hadirnya capres dan cawapres ideal nasional-Islam dari poros tengah seperti paket Jokowi-Hatta yang masih wacana," kata Peneliti LSI, Adrian Sopa. Namun, Adrian memprediksi poros tengah hanya bisa terwujud jika Partai Demokrat tidak memperoleh mitra koalisi dan tiket capres. Dalam beberapa survei, suara Demokrat memang belum mencapai 15 persen.


Survei ini dilaksanakan Oktober 2013 kepada 1.200 responden di 33 provinsi di Indonesia. Metode yang dipakai LSI dalam survei ini adalah multistage random sampling dengan estimasi kesalahan 2,9 persen.


Sementara tokoh nasionalis terkuat di luar Megawati dan Aburizal Bakrie, ada nama Joko Widodo yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dalam survei itu, Jokowi mendapat 38,3 persen suara, Prabowo 11,1 persen dan Wiranto 10 persen.


Berkaca dari hasil survei itu, pasangan Joko Widodo dan Hatta Rajasa akan menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang kuat di kalangan poros tengah. Dengan catatan, PDI Perjuangan tetap mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.


Asumsi ini, imbuh Adrian, didapat dari capres dan cawapres poros tengah adalah kombinasi tokoh nasionalis dan Islam. Kombinasi ini, sesuai dengan karakter dan spektrum ideologi dari 10 partai papan tengah, yaitu lima partai nasionaliis (Demokrat, Gerindra, Hanura, Nasdem dan PKPI) dan lima partai Islam (PAN, PKS, PPP, PKB dan PBB).


"Capres berasal dari tokoh nasionalis dan cawapres dari tokoh Islam karena tokoh nasionalis lebih kuat pamor dan dukungannya dibanding tokoh Islam," kata Adrian di kantornya, Jakarta Timur.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya