Aktif di PPI, Pasek Bisa Dipanggil Dewan Kehormatan Demokrat

Ketua PPI Anas bersama para pengurus ormas itu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVAnews -
Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil
Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan partai akan menindak tegas kader yang membangkang dari perintah dan arahan partai. Hal itu dikatakan Syarief menanggapi kemungkinan pemanggilan I Gede Pasek Suardika yang kini aktif di Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), bentukan Anas Urbaningrum.

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP

"Siapapun yang keluar dari koridor kebijakan partai akan dipanggil," tegas Syarief usai penutupan Temu Kader Demokrat di SICC, Bogor Jawa Barat, 26 Oktober 2013. Sikap itu, kata dia ditujukan kepada semua kader tanpa pandang bulu.
Pemudik Harus Hati-hati, Ada 19 Perlintasan Kereta Api di Brebes Tanpa Palang Pintu 


Saat ditanya kapan Gede Pasek akan dipanggil, Syarief belum bisa memastikan. Sebab pemanggilan merupakan wilayah Dewan Kehormatan partai. "Coba cek ke Dewan Kehormatan. Pokoknya siapapun kader itu, bisa dipanggil," tegas dia. 


Sebelumnya, beredar SMS kemarahan SBY kepada Anas Urbaningrum dan Pasek. Bahkan, dalam poin kelima SMS SBY itu, dia terang-terangan menyebut nama Pasek.

"Jika terbukti Pasek (yang masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik Presiden, saya kira Dewan Kehormatan harus mengambil sikap. Yg penting fakta, jangan fitnah. Kalau Pasek ternyata tidak mengeluarkan pernyataan yg bersifat fitnah itu, ya tidak boleh diberikan tindakan."

Elite Demokrat gerah setelah muncul isu bahwa mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso dijemput paksa oleh BIN. Kasus ini bermula saat anggota PPI Sri Mulyono ditugaskan menjemput Subur dari rumahnya untuk diantar ke markas PPI di kediaman Anas Urbaningrum, Jumat pekan lalu. Hari itu PPI menggelar diskusi dengan Subur sebagai salah satu narasumbernya.

Sri Mulyono adalah orang pertama yang mengatakan Subur dijemput oleh BIN. Informasi itu dia dapatkan dari ajudan Subur. Sri menyusul Subur ke kantor BIN dan menunggu Subur di luar. Dia mengaku berkomunikasi via telepon dengan Subur, dan diminta Subur untuk kembali saja ke markas PPI karena pertemuan Subur dengan Kepala BIN molor akibat Kepala BIN harus menjemput Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih dulu.

Sesampainya di markas PPI, Sri Mulyono kemudian mengatakan kepada moderator acara dialog PPI, M. Rahmad, bahwa Prof. Subur tak bisa hadir sebagai narasumber karena dijemput staf BIN. Rahmad selanjutnya menyampaikan informasi tersebut kepada hadirin. Lalu, tiba-tiba beredar video di YouTube yang mengatakan Prof. Subur dijemput paksa oleh BIN.

().

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya