Sumber :
- ANTARA/Ismar Patrizki
VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Priyo Budi Santoso, kembali menyentil Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf dalam rapat tim pengawas kasus bank Century. Priyo kembali mengungkit masalah penunjukan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi Hukum DPR.
Baca Juga :
Kurikulum Merdeka, Tak Seribet yang Dibayangkan
"Ini rapatnya bukan untuk pak Ruhut dan Nurhayati. Bu Nur tenang, kan banyak penggantinya," kata Priyo dalam rapat itu, Rabu 25 September 2013.
Nurhayati, hanya tersenyum menanggapi pernyataan Priyo itu. Kemudian, anggota timwas dari Fraksi Golkar, Chaeruman Harahap menimpali pernyataan Priyo. "Diganti kayaknya ini (Ketua Komisi III)," kata Chaeruman.
Kemudian, Nurhayati menimpali, "ada intel ini kayaknya."
Beredar kabar, Fraksi Demokrat akan mengganti Ruhut sebagai calon Ketua Komisi III. Mereka yang tengah digodog di fraksi adalah Hari Wicaksono dan Edy Ramli Sitanggang.
Sebelumnya, Nurhayati menyalahkan Priyo Budi Santoso yang memimpin rapat pelantikan Ruhut. "Kami sayangkan pimpinan DPR harusnya menetapkan (Ruhut sebagai Ketua Komisi III), tidak tanyakan kembali ke floor, harusnya hargai fraksi. Kalau ada apa-apa kembalikan ke fraksi tidak ke floor," ujarnya.
Dia menyayangkan pasal yang digunakan oleh Priyo dalam memimpin rapat, yakni Pasal 52 ayat (6) Peraturan DPR nomor 1 Tahun 2009 Tentang Tata Tertib yang bunyinya: Dalam hal pemilihan pimpinan komisi berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
Padahal, kata Nurhayati, seharusnya Priyo menggunakan Pasal 52 ayat (8) peraturan yang sama dengan bunyi: Penggantian pimpinan komisi dapat dilakukan oleh fraksi yang bersangkutan untuk selanjutnya ditetapkan dalam rapat komisi yang dipimpin oleh pimpinan DPR.
Nurhayati kembali menegaskan, Ruhut duduk di kursi ketua itu bukan karena pemilihan, "Tapi pergantian." (adi)
Halaman Selanjutnya
Beredar kabar, Fraksi Demokrat akan mengganti Ruhut sebagai calon Ketua Komisi III. Mereka yang tengah digodog di fraksi adalah Hari Wicaksono dan Edy Ramli Sitanggang.
