Pasek: PPI Itu Anak Kucing, Tak Perlu Ditakuti Macan

Pasek mendampingi Anas mendeklarasikan ormas PPI.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVAnews – Gede Pasek Suardika adalah salah satu anggota Demokrat yang dicopot dari jabatannya setelah menghadiri deklarasi ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) bentukan Anas Urbaningrum. Pada rotasi fraksi yang dilakukan Demokrat, Pasek digeser dari posisi Ketua Komisi III DPR. Ia digantikan oleh Ruhut Sitompul.

Pasek tak habis pikir kenapa Demokrat bereaksi keras terhadap berdirinya PPI, termasuk kepada dia yang hendak menjabat Sekretaris Jenderal PPI. Berikut wawancara khusus reporter VIVAnews, Nila Chrisna Yulika, dengan sahabat karib Anas Urbaningrum tersebut:

Partai Demokrat marah kepada Anda?

Saya menyebutnya sindrom paranoid Anasisasi (paranoid terhadap segala hal terkait Anas).

Kenapa Demokrat khawatir terhadap PPI?

Itu yang namanya paranoid. Namanya paranoid kan susah. Obatnya ke rumah sakit jiwa, supaya bisa melihat kenyataan. Hanya karena ada tas, lalu isinya dikira bom. Bayangan dikira hantu. Kucing dikira macan. Macan yang takut sama kucing hanya ada di film kartun.

Mungkin sekarang PPI kucing, tapi bagaimana besok? Siapa tahu jadi partai politik?

Sebesar-besarnya kucing, lebih kecil dari bayi singa. Macan harusnya takut sama singa, buaya, dan garuda yang bisa terbang. Takut sama yang agak selevel dong. Masak takut sama kucing? Nggak relevan.

PPI awalnya dari kumpul-kumpul saja. Kami hobi kumpul. Hobi kalau tidak dijalankan nanti jadi sakit. Karena kami tidak lagi diajak berorganisasi (di Demokrat), maka kami membentuk organisasi massa untuk menyalurkan hobi berorganisasi. Kami punya konsep dasar, Anas beri sentuhan.

Membentuk PPI ini bareng teman-teman, anak-anak muda yang aktif di organisasi. Ada alumni HMI, Ansor, dan lain-lain. Kami kumpul sambil ketawa-ketawa. Kadang sambil makan nasi uduk lalu konsep yang kami omongkan dimatangkan lagi.

Jadi PPI sebenarnya kelahiran seekor anak kucing yang tidak perlu ditakutkan oleh macan besar. Sebesar-besarnya anak kucing ya nggak mungkin jadi macan.

Tapi apakah PPI kelak bisa jadi parpol seperti Nasdem?

Pada acara pertama PPI, kami munculkan Tari Saman karena tarian itu menunjukkan energi, kebersamaan, dan keindahan. Dari situ kami sampaikan pesan bahwa berorganisasi itu prinsipnya harus seperti Tari Saman. Kemudian di tengah-tengah acara terdengar kidung Jawa yang sendu. Kidung itu penuh dengan filosofi dan nilai budaya. Pada akhir acara ada tarian Papua yang energik, menyampaikan pesan untuk tangguh menghadapi masalah.

Jadi PPI ini organisasi sosial kebudayaan untuk nusantara, bukan untuk pemilu 2014. Nilai-nilai budaya itu yang sedang kami bangun. Kami berharap orang-orang yang dilahirkan ormas ini menjadi figur-figur baru yang berpikiran segar, yang pikirannya bisa didistribusikan ke ormas lain atau parpol. Transfer pikiran dari PPI ke ormas lain bahkan ke partai dimungkinkan karena anggota kami lintas partai, ada dari Gerindra dan Hanura.

Jangan disamakan dengan Nasdem. Kelahirannya saja beda, orangnya beda, kok disamain.

Tapi Anda sampai dicopot dari jabatan gara-gara terlibat di PPI?

PPI nggak ada urusan sama Demokrat. Ikut ormas itu hak yang dijamin konstitusi. Di partai lain pun konstitusi harus ditegakkan. Jadi entah di mana logika kebangsaannya.

Saya menjalankan hobi organisasi di PPI. Saya kan orang Bali, senang dengan kebudayaan. Visi misi PPI juga sosial-budaya, makanya acara PPI selalu soal kebudayaan.

Apa rencana ke depan setelah jabatan Anda dipreteli Demokrat?

Saya akan konsentrasi di tempat penugasan saya. Sekarang kan belum tahu saya akan ditaruh di mana. Pokoknya saya harus kerja maksimal. Meskipun satu tahun saja tersisa di DPR, harus kerja keras sehingga masyarakat tahu saya betul-betul ada di DPR. Kalau nggak begitu, saya nggak akan dipercaya. Setelah habis periode di DPR tahun depan, itu urusan nanti. Apakah saya terpilih kembali di Senayan atau tidak, saya kan tidak tahu.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG


(Untuk diketahui, Pasek sejak beberapa waktu lalu menolak dicalonkan kembali oleh Demokrat sebagai caleg untuk duduk di DPR. Ia memilih maju menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah RI yang tidak memerlukan partai politik sebagai kendaraan.) (eh)

Baca juga:

Imigrasi Bali Tahan Paspor Hyoyeon Girls Generation, Bomi Apink hingga I.O.I Im Nayoung
Kiper Timnas Indonesia U-23 Ernando Ari

Ernando Ari yang Begitu Percaya Diri

Ernando Ari Sutaryadi menjadi bintang lapangan saat Indonesia U-23 menghempaskan Korea Selatan U-23 dalam perempat final Piala Asia U-23 2024. Dia menepis tendangan lawan

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024