Disebut Pembelot, Mubarok: Max Harus Ganti Kacamata

Anas bersama inisiator Perhimpunan Pergerakan Indonesia
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews
Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne
- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menyatakan bergabungnya sejumlah politisi Demokrat ke dalam ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia yang didirikan Anas Urbaningrum sebagai pembelot.

Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

"Mereka sebagai kader Demokrat dan masih duduk sebagai anggota DPR, itu melakukan hal-hal seperti itu bagaimana? Itu namanya pembelotan," kata Max di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 18 September 2013.
Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States


Pernyataan Max mempertegas apa yang disampaikan Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan sehari sebelumnya. Menurut Syarif, setiap anggota Partai Demokrat yang terlibat akan ditindak tegas termasuk, Ahmad Mubarok, Saan Mustafa, Mirwan Amir, dan I Gede Pasek yang hadir saat deklarasi ormas itu.


"Ada tindakan tentunya, ada suatu justifikasi kebijakan yang akan kita lakukan," tegasnya.


Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menyayangkan pernyataan keras dari jajaran pengurus teras partai itu. Dia mengkritisi koleganya di Demokrat hanya memakai kacamata politik pada sesuatu yang bernilai budaya.


"Peristiwa kemarin itu bukan politik, tapi peristiwa budaya. Anas sudah tidak punya power," kata Mubarok kepada VIVAnews.


"Max Sopacua harus ganti kacamata, jangan kacamata politik terus, coba pakai kacamata budaya. Saya memang berpolitik tapi pakai kacamata budaya."


Dia mengklarifikasi kehadirannya dalam forum itu bukan sebagai pendiri ataupun anggota ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia.


"Saya hadir karena sejak lebaran enggak ketemu sama Anas, kebetulan ada acara saya diminta kasih nasihat, tausyiah. Saya bukan pendiri, bukan anggota, saya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat," ujar Guru Besar Bidang Psikologi Islam UIN Jakarta itu.


Menurut Mubarok, sejak Anas berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, dia baru dua kali bertemu. Pertemuan terakhir terjadi saat lebaran 2013. Sebab itu, dia datang saat diundang ke rumah Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur.


"Malam sebelum acara saya di SMS untuk hadir ada pertemuan di rumahnya. Saya kira kumpul-kumpul biasa gelar tikar ada pengajian. Saya datang, karena orang tua saya dikasih duduk di depan, terus ada pengajian, saya yang kasih tausyiah agama," ujarnya.


Apa yang dinasihatkan? "Saya bilang hidup itu jangan terbelenggu keadaan jadi tersangka pun berpikir memberi, berada dalam penjara pun berpikir memberi," kata Mubarok. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya