Wakil Ketua DPR Dukung Penerapan 2 Harga BBM

Mohamad Sohibul Iman Pengganti Anis Matta
Sumber :
  • Antara/Rosa Panggabean
VIVAnews - Wakil Ketua DPR Bidang Ekonomi dan Keuangan Mohamad, Sohibul Iman, mendukung rencana pemerintah memberlakukan dua harga premium, Rabu 17 April 2013. Menilik kondisi stabilitas makroekonomi dan perkembangan politik saat ini, opsi dua harga BBM itu dinilainya tepat.
Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta

"Target penerima subsidi terpenuhi, namun risiko fiskal dan moneter yang muncul juga bisa kita mitigasi dari awal isu ini berkembang," kata Sohibul kepada VIVAnews.
Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga

Diungkapkannya, sebenarnya opsi ini sudah diusulkan sejak dahulu dan dinilai cukup mudah dilakukan. "Saya sering mengatakan bahwa opsi yang terbaik adalah discriminative and affirmative policy, yakni menaikkan harga BBM pada harga tertentu untuk golongan yang mampu, dan memberikan hak subsidi bagi rakyat yang masih berhak."
Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial

Kebijakan ini cukup mudah dan applicable, kata Sohibul, dengan bantuan teknologi seperti RFID dan komitmen eksekusi dan supervisi di lapangan. "Insya Allah bisa berjalan lancar," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina ini.

Jika pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi secara keseluruhan, kata dia, memang lebih mudah. Tapi, bukan pilihan yang terbaik. 

Dia memperkirakan jika kenaikan harga BBM secara keseluruhan dikhawatirkan akan menekan inflasi lebih buruk. Inflasi Januari-Maret 2013 sudah mencapai 2,43 persen, menurutnya angka ini jauh melampaui inflasi pada periode yang sama di tahun 2012 dan 2011 yang masing-masing hanya mencapai 0,88 persen dan 0,7 persen.

"Multiplier effect kenaikan harga BBM secara keseluruhan juga akan menggerus daya beli masyarakat secara signifikan dan akan mendorong peningkatan jumlah rumah tangga miskin."

Namun, lanjut Sohibul, akan berbeda dampaknya jika skema dua harga ini yang dipilih, yakni Rp6500 per liter untuk mobil pribadi dan Rp4500 per liter untuk motor dan angukatan umum. "Efek inflasinya bisa diredam hanya kepada pemilik kendaraan pribadi saja. Masyarakat menengah ke bawah cukup terlindungi.” (eh)


Baca juga:





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya