PKS Tolak Agus Martowardojo Jadi Gubernur BI

Menkeu Agus Martowardojo yang menjadi calon tunggal Gubernur BI.
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean
VIVAnews
Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya
– Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menilai pencalonan Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia tidak tepat dilaksanakan saat ini. Jika Agus Marto menjadi Gubernur BI, maka pemerintah harus menunjuk Menteri Keuangan yang baru.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Padahal, menurut PKS, pergantian Menteri Keuangan saat situasi ekonomi global tidak menentu seperti ini, ditambah situasi politik di Indonesia agak memanas menjelang Pemilu 2013, dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?


“Oleh karena itu Fraksi PKS DPR RI merekomendasikan Saudara Agus Martowardojo untuk tetap menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai Menteri Keuangan sampai tahun 2014,” kata anggota Komisi XI Bidang Keuangan dan Perbankan DPR dari Fraksi PKS, Ecky Awal Mucharam, Selasa 26 Maret 2013.


Ecky mengatakan, salah satu prioritas penting pemerintahan SBY adalah menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, baik aspek fiskal maupun moneter, di tahun politik 2013-2014. Terkait itu, Menteri Keuangan harus tetap bisa menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di tengah situasi politik yang dinamis.


“Pergantian Menteri Keuangan berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi kita. Jangan lupa, ini tahun politik. Kinerja Menkeu tidak boleh terganggu dengan situasi politk yang dinamis. Dalam hal ini, posisi Agus Marto sebagai Menkeu sudah tepat,” kata Ecky.


Alasan lainnya kenapa PKS meminta Agus Marto tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan adalah adanya tekanan fiskal dan moneter pada perekonomian indonesia yang ditandai dengan defisit APBN yang melebar, defisit neraca perdagangan, serta penurunan cadangan devisa.


“Menkeu baru nantinya harus menyesuaikan diri dengan situasi seperti ini. Padahal ini bukan saatnya lagi untuk penyesuaian, tapi harus memberikan solusi cepat yang efisien dan efektif,” kata Ecky.


Apalagi, ujar Ecky, kondisi perekonomian dunia kini sedang memburuk, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa dan beberapa negara besar lainnya yang negatif dan melemah. Dampak melemahnya ekonomi dunia ini lambat laun akan di Indonesia. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya