Bertemu 7 Purnawirawan Jenderal, SBY Mainkan Politik Keseimbangan

SBY bertemu tujuh purnawirawan jenderal TNI.
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo
VIVAnews - Langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang tujuh purnawirawan jenderal TNI ke Istana Negara dinilai sebagai taktik politik untuk menjaga keseimbangan, setelah sebelumnya dia mengundang mantan Danjen Kopasus dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Letjen TNI (purn) Prabowo Subianto.
Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

"Itu untuk menjaga keseimbangan agar SBY terlihat di tengah-tengah dan tidak memihak. Juga, Beliau tidak ingin mengecewakan teman-temannya tersebut," kata Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin kepada VIVAnews, Kamis 14 Maret 2013.
Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

Menurut Saleh, politik keseimbangan itu dapat dibaca karena SBY mengundang ketujuh purnawirawan jenderal itu hanya tiga hari berselang setelah dia bertemu dengan Prabowo, Senin kemarin. Terlebih penting lagi, mereka adalah jenderal-jenderal yang dikenal luas sering berbeda pandangan dan mengambil posisi berseberangan dengan Prabowo. 
KLHK: 3,37 Juta Hektare Lahan Sawit Terindikasi Ada dalam Kawasan Hutan

"Di sinilah hebatnya SBY memainkan peran politiknya di hadapan publik," kata Saleh, lagi.

Menurut Saleh, bisa jadi SBY ingin mendapat masukan dari teman-temannya tersebut. "Perlu diketahui mereka mereka itu adalah senior-senior SBY," katanya.

Namun demikian, Saleh menyatakan belum ada jadwal pertemuan antara SBY dengan Ketua Partai Hanura yang juga mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Wiranto dalam waktu dekat ini. 

Presiden SBY mengadakan pertemuan dengan tujuh purnawirawan jenderal itu pada sore ini, Kamis 14 Maret 2013, di kantornya di kompleks Istana Negara. Dalam pertemuan yang memakan waktu lebih dari dua jam tersebut, para jenderal menyampaikan sejumlah masukan tentang situasi nasional menjelang pemilihan umum 2014. 

Salah satu yang hadir, Letjen TNI (purn) Luhut Binsar Panjaitan, menjelaskan kepentingan mereka yang paling utama adalah siapapun yang kelak menggantikan SBY harus bisa menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. (kd)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya