SBY Diminta Lebih Perhatikan Papua dari Demokrat

Aksi Unjukrasa Barisan Mahasiswa Papua
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews
Pemain Ini Cocok Gabung Man City, Kata Aguero
– Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih memperhatikan masalah di Papua daripada mengurus Partai Demokrat. Organisasi mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) itu menilai persoalan Papua lebih mendesak diselesaikan.

Ungkapan Airlangga Hartarto Kalau Golkar Bangga Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024

“Papua lebih mendesak untuk mendapatkan perhatian SBY sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan ketimbang mengurus masalah Partai Demokrat,” kata Ketua Umum Pengurus Besar PMII, Addin Jauharudin, Sabtu 2 Maret 2013.
Sedang Tersandung Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Ammar Zoni Ungkap Doa untuk Anak dan Kelurga


PMII mengatakan memahami posisi SBY di Demokrat dan permasalahan internal di partai tersebut. Tetapi Papua tentu jauh lebih penting karena menyangkut nasib rakyat di sana. Kekerasan demi kekerasan terus terjadi di pulau ujung timur Indonesia itu sementara kesejahteraan masyarakat di sana masih jauh dari layak.


“Anggaran untuk otonomi khusus bagi Papua sangat besar, setiap tahunnya mencapai Rp4,8 triliun. Namun hingga sekarang belum ada kebijakan efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan di Papua. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan bahkan menunjukkan anggaran otonomi khusus itu menguap hingga lebih Rp9 triliun sepanjang tahun 2003-2011,” ujar Addin.


Kekerasan di bumi cenderawasih itu terjadi hampir tak putus. “Tapi SBY tampak lebih perhatian pada Demokrat,” kata Addin. SBY sebagai kepala negara, ujarnya, seharusnya menjadi pengayom bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya bagi partai yang ia pimpin.


Pendidikan politik buruk


PMII juga menyoroti perseteruan antara SBY dengan Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat. Mereka disebut telah menunjukkan pendidikan politik yang buruk kepada rakyat, karena menampakkan gamblang konflik politik antarelite partai.


Addin menyatakan, tahun 2013 seharusnya menjadi tahun politik sekaligus tahun investasi kebaikan, karena semua politikus dan partai politik diharapkan berlomba-lomba melahirkan kebijakan yang bermanfaat buat rakyat menjelang Pemilu 2014. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya