Marzuki: Harusnya Anas Jelaskan Hubungannya dengan Nazar

Anas Urbaningrum Mundur Dari Ketua Umum Partai Demokrat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - 
Instruksi Irjen Karyoto ke Jajarannya Pastikan Rangkaian Perayaan Paskah Kondusif
Anas Urbaningrum sempat mempertanyakan 'identitas' Partai Demokrat saat mengumumkan pengunduran dirinya  sebagai Ketua Umum, Sabtu pekan lalu. Sebab Anas merasa menjadi korban kekuasaan saat statusnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya

"Apakah Partai Demokrat itu partai yang bersih atau korup? Akan diuji, apakah ini partai yang cerdas atau tidak cerdas? Akan diuji, Partai Demokrat akan jadi partai yang santun atau partai yang sadis?" kata Anas dalam pidatonya. (Lihat video pengunduran diri anas di )
Momen Bersejarah, Al Quran Berbahasa Gayo Hadir Memperkuat Identitas dan Budaya Aceh


Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie, menilai pidato Anas itu hanya luapan emosi dan tekanan batinnya setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus korupsi Hambalang.


"Kita harus pahami itu, bergejolak. Jadi biarlah Mas Anas tenangkan dirinya dulu, saya yakin tidak mungkin Mas Anas yang juga bagian dari Partai Demokrat bersama saya sejak 2005 masuk sebagai ketua, di mana saya saat itu jadi sekjen, mau menceritakan sesuatu yang menurut kami tidak ada yang luar biasa," kata Marzuki di Gedung DPR, Senin 25 Februari 2013.


Justru Marzuki menyayangkan mengapa Anas tidak menjelaskan hubungannya dengan Muhammad Nazzarudin yang kerap menyebut nama dia dalam kasus Hambalang.


"Ini sayang sekali. Harusnya dia jelaskan hubugan dia dengan Nazar selama ini yang kita lihat secara nyata Nazar selalu membawa-bawa Anas. Ini tidak diungkapkan dalam statemen Anas mundur. Orang-orang yang tidak terkait dengan penetapan tersangka itu justru dikaitkan," tutur dia.


Dalam beberapa kesempatan, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin memang kerap menyebut Anas sebagai dalang korupsi proyek Hambalang, Sentul, Jawa Barat.


"Pada 2009, saya dipanggil Anas Urbaningrum dalam kapasitas Bendahara Fraksi Demokrat bersama Angelina Sondakh sebagai koordinasi anggaran di Komisi X. Saya diperintahkan agar bertemu dengan Menpora Andi Mallarangeng untuk membahas proyek Hambalang," kata Nazaruddin saat membacakan nota keberatan atau eksepsi di Pengadilan Tipikor, Rabu 7 Desember 2011.


Pada pertemuan itu, kata dia, Menpora memanggil Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam. Bersama badan anggaran DPR, kata Nazaruddin, akan membuat anggaran khusus untuk proyek Hambalang. "Bagaimana teknisnya, sebagamana dibahas detail oleh Angelina Sondakh, Wafid Muharam, dan teman-teman anggaran di Komisi X."


Setelah itu, lanjutnya, hasil pertemuan dia laporkan ke Anas Urbaningrum. Pada Januari 2010, Anas memerintahkan saya mempertemukan Angelina dengan Mindo Rosalina Manulang untuk mengerjakan Hambalang. "Kewajiban saya hanya memperkenalkan sesuai perintah," jelasnya. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya