Survei SMRC: Politisi Demokrat Paling Dipersepsi Korupsi

Anas Urbaningrum dan Achmad Mubarok (Demokrat)
Sumber :
  • Antara/ Yudhi Mahatma
VIVAnews
Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Webinar "Hak dan Tanggung Jawab di Ruang Digital"
- Saiful Mujani Research and Consulting mencatat ada penurunan suara dukungan masyarakat kepada Partai Demokrat jika dilakukan Pemilu pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah kader partai yang terlibat dalam sejumlah kasus korupsi.

Satgas Pangan Polri: Pasar Murah Harus Digencarkan Jelang Lebaran di Kalteng

Survei ini dilakukan dalam satu bulan sejak 6-22 Desember 2012, dengan jumlah sampel 1.220 dengan
Perdana Jajal Action di Film Horor Marni The Story of Wewe Gombel, Frislly Herlind Rasakan Hal Ini
margin of error kurang lebih 3 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.


"Kalau dilihat secara global, Demokrat terlihat meluncur agak jauh, tidak tahu apakah itu memprihatinkan atau tidak. Jumlahnya hanya 8,3 persen," ujar Direktur Riset SMRC, Jayadi Hanan, dalam paparan survei yang bertema 'Kinerja Pemerintah dan Partai, Trend Anomali 2012-2013', di Hotel Sari Pan Pacific, Minggu, 3 Februari 2013.


Ditambahkan Jayadi, faktor kemungkinan besar Demokrat turun, yakni faktor nonekonomi, di antaranya pemberitaan media tentang kader partai Demokrat yang korupsi, sejak dari Nazaruddin, sampai ditetapkannya Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Andi Mallaranggeng sebagai tersangka. Tampaknya, kata dia, periode pemberitaan ini berkorelasi dengan dimulainya anomali kepada Partai Demokrat.


Bukan hanya partai saja yang dinilai terkorup, lanjut Jayadi, survei yang dilakukan dengan pertanyaan oknum partai mana yang paling banyak melakukan korupsi yakni kader Partai Demokrat. Hasilnya sebanyak 44,8 persen. "Peringkat kedua Partai Golkar dengan angka 6,5 persen sedangkan ketiga oknum dari kader PDIP nilainya 2,4 persen," kata Jayadi.


Menanggapi hasil survei tersebut, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, mengatakan pada tahun 2004 silam angka partai Demokrat memang berada di 14 persen. Itu mengalami penurunan, tetapi hal yang mengejutkan lagi pada tahun 2009, suara Demokrat mencapai 21 persen.


"Sekarang turunnya jadi 8,3 persen berarti naiknya akan tinggi di 2014 mendatang. Demokrat itu lahirnya dari sejarah bukan dari usaha," kata Mubarok.


Menurutnya, yang pesimis kepada Demokrat adalah pengamat dan pendatang baru. "Tetapi kami yang dari awal, optimistis. Memang ada hal yang membuat naik dan membuat jatuh," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya