- Antara/ Yusran Uccang
VIVAnews – Partai NasDem menempati peringkat keenam teratas dengan elektabilitas 5,1 persen apabila pemilihan umum digelar hari ini. Itu adalah hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dirilis Senin, 15 Oktober 2012.
Direktur Eksekutif LSN, Umar S. Bakry, menyatakan perolehan suara NasDem dapat menyaingi partai-partai besar yang saat ini telah mapan, karena NasDem memiliki persamaan karakter dengan partai nasionalis lainnya seperti Demokrat, Gerindra, dan Hanura.
“Jadi ketika konstituen Partai Demokrat sedang limbung, mereka melihat partai mana lagi yang sesuai dengan aspirasi mereka. Nah, dengan karakter konstituen Demokrat itu, tentu Partai NasDem, Hanura, dan Gerindra menjadi pilihan,” kata Umar dalam konferensi pers di Hotel Atlet Century, Jakarta.
Untuk itu, imbuh Umar, jika tak ingin elektabilitas Partai Demokrat semakin melorot, maka seharusnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat segera turun tangan dan melakukan aksi konkrit.
“Kalau tidak, partai-partai tengah lainnya akan secara cerdas dan intensif menggarap massa Demokrat yang sedang gamang,” ujar Umar. Menurutnya, partai-partai tengah tanpa bekerja keras pun sudah bisa mendapat limpahan suara dari Partai Demokrat yang kini stagnan bahkan terus merosot.
Partai Demokrat sendiri berada di peringkat keempat dengan elektabilitas 5,9 pesen, di bawah Partai Golkar di urutan teratas dengan elektabilitas 18,1 persen, PDI Perjuangan di urutan kedua dengan elektabilitas 14,4 persen, dan Partai Gerindra dengan elektabilitas 12,5 persen.
“Posisi the ruling party ini terjerembap jauh di bawah perolehan suaranya pada Pemilu 2009, bahkan juga lebih rendah dari perolehan suaranya ketika baru pertama kali ikut pemilu di Pemilu 2004,” kata Umar. Ini karena Demokrat dipersepsikan publik sebagai partai yang kadernya paling banyak terlibat kasus korupsi.
Putri Isnari DA 4 Lamaran, Gepokan Uang Panai Rp2 Miliar Jadi Sorotan
Untuk membuka rangkaian tradisi jelang pernikahan, Putri Isnari dan keluarga telah menggelar acara pengajian.
