KPI: Media Tidak untuk Kepentingan Politik

Sumber :
  • corbis.com

VIVAnews - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengingatkan kepada media penyiaran, khususnya televisi, konsisten pada semangat UU Penyiaran yang mengamanatkan bahwa spektrum frekuensi merupakan milik negara dan menjadi ranah publik.

Menurut Komisioner KPI Pusat, Idy Muzayyad, pemanfaatan media itu harus benar-benar untuk kepentingan publik dan masyarakat. Selain itu, pemilik media harus menyadari dan menjaga tujuan penyiaran, yakni sebagai sarana penyampaian informasi yang layak dan benar, pendidikan yang mencerahkan, hiburan yang sehat dan perekat sosial.

"Jadi tidak ada tujuan penyiaran untuk kepentingan politik kekuasaan," kata Idy, dalam keterangannya, Jumat 11 November 2011.

Meski demikian, dalam praktiknya, media televisi sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis oleh pemiliknya. Hal ini mengingat dampak televisi yang besar dan memiliki jangkauan yang luas. "Padahal kalau bicara pers, seharusnya kan tetap harus berimbang, menjaga independensi, mengedepankan netralitas, atau kalau berpihak pun pada kepentingan publik," ujarnya.

Jika ingin memanfaatkan medianya, lanjut Idy, pemilik haruslah bertindak proposional. "Tidak boleh lebay-lah, karena punya sendiri, misalnya," ujarnya.

Idy pun setuju dengan usulan agar ada aturan lebih rinci agar pemanfaatan media televisi untuk kepentingan politik praktis dapat dilakukan dalam jalur yang benar. Baik pada masa kampanye maupun tidak.

"Jadi memang media penyiaran, karena menggunakan ranah publik, bersifat highly regulated, artinya lebih ketat diatur, dibanding media cetak. Ini bukan untuk menghambat kebasan pers, namun menempatkan kebebasan itu pada maqam-nya," ujarnya.

Menurut Idy, bila terjadi praktik pemanfaatan media penyiaran untuk kepentingan politik praktis tanpa terkendali itu malah menjadi lampu merah bagi demokrasi. Karena dikhawatirkan yang akan mendominasi opini dan wacana adalah suara kelompok kepentingan, bukan dari rakyat. "Maksudnya suara dari kelompok kepentingan, bukan suara yang bersumber dari rakyat," ujarnya.  (umi)

Terima Kunjungan LBBP Jepang, Menaker Berharap Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Jepang Meningkat
Bintang Emon dan Istri, Alca Octaviani

Gak Nyangka, Istri Bintang Emon Dinyatakan Positif Narkoba

Kabar ini lantas membuat Bintang Emon keheranan karena sang istri belum lama ini mendapatkan rekomendasi obat dari seorang apoteker.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024