Taufiq Kiemas: Jangan Mega Lagi di 2014

Megawati Soekarnoputri tinjau Posko Puan Maharani
Sumber :
  • Antara/ Akbar Nugroho Gumay

VIVAnews - Jaringan Survei Indonesia (JSI) merilis elektabilitas Megawati Sukarnoputri paling tinggi bila pemilihan tanpa Susilo Bambang Yudhoyono. Lembaga itu merilis Megawati menempati urutan pertama disusul Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie.

Helikopter Militer Kenya Jatuh, Jenderal Ogolla Menjadi Korban

Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas menilai, meski tingkat keterpilihan paling tinggi, Mega sebaiknya berpikir ulang maju pada pemilihan presiden 2014. Sebab, usianya tidak muda lagi. Menurutnya, lebih penting menyiapkan kadernya untuk maju menggantikan.

"Kalau saya secara pribadi, lebih baik kaderisasi. Lebih baik Ibu mikir dulu untuk maju ke depan sebab usianya mulai 68 tahun," kata Taufiq yang juga suami Megawati, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin 24 Oktober 2011.

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!

Menurut dia, kaderisasi lebih penting dari pada tokoh tua maju sendiri. "Kata Bung Karno, pemimpin kalau disiapkan akan lahir. Zaman pasti melahirkan pemimpin, tapi disiapkan," ujarnya.

PDIP sudah punya? "Saya rasa semua partai sudah siap. Kalau tidak siap diketawakan orang," ujarnya.

Kata Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Libas Australia

Apakah Puan Maharani yang dipersiapkan sebagai sukesor Megawati? "Tidak tahu saya. Disiapkan saja sebanyak-banyaknya, yang muncul nanti hanya Tuhan yang tahu. Belum kelihatan. Kalau saya secara pribadi kita lebih baik kaderisasi, paling berat di Indonesia adalah kaderisasi. Dulu tahun 97-98, untungnya kita siap. Ada SBY, ada Gus Dur, Mega, kalau tidak kita bisa pecah," ujarnya.

Bukan hanya Mega, Taufiq menilai tokoh-tokoh seusianya lebih baik mengalah, memberi kesempatan pada kader muda. "Tokoh senior yang sekarang lebih baik mengalah, menjaga NKRI saja. Kalau saya ditanya," ujarnya.

Jadi lebih diberi kesempatan yang muda? "Iya dong. Sebab kalau 2014 nanti sudah pada umur 70, kaderisasinya jomplang lagi."

"Dulu kita menertawakan Pak Harto ketika umur 70 masih mau jadi Presiden. Sekarang masak kita ikut-ikutan. Itu pendapat saya pribadi. Kaderisasi itu paling berat," ujarnya. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya