Prabowo-Mega: Berduet atau Berduel di 2014?

Megawati dan Prabowo berpasangan saat Pilpres 2009.
Sumber :
  • ANTARA/Khijul

VIVAnews - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memastikan akan kembali mengajukan Ketua Dewan Pembinanya, Letjen TNI (purn) Prabowo Subianto, dalam Pemilihan Presiden 2014. Penegasan itu dinyatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.

"Masyarakat menginginkan seseorang yang bisa mengatasi persoalan bangsa," kata Fadli dalam jumpa pers di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Januari 2011. Dia menyatakan, meskipun Pemilu 2014 masih terlalu dini untuk dibicarakan, tapi dinamika politik menuju ke sana saat ini sudah mulai terasa.

Gerindra berharap, kata Fadli, PDIP akan mendukung langkah mereka dalam mengusung Prabowo. PDIP memang merupakan mitra Gerindra dalam Pemilu 2009 lalu. Saat itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prabowo berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

"Saya yakin Ibu Mega dan kawan-kawan di PDIP punya platform dan harapan yang sama dengan Gerindra. Maka, bisa saja PDIP mendukung Prabowo pada 2014 nanti," ujar Fadli. Saat ini, ungkapnya, Gerindra juga sudah mulai membuka komunikasi politik dengan partai-partai lain.

Harapan Fadli ini bukannya mustahil. Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Taufiq Kiemas mengemukakan Megawati tidak akan mencalonkan diri lagi pada Pemilu 2014 karena faktor usia. "Ibu Mega itu di tahun 2014 sudah 67 tahun. Sudah harus regenerasi. Regenerasi total," kata Taufiq.

Hanya saja patut dicatat, suara Taufiq belum tentu sama dengan suara Mega. Dalam pidato menyambut hari ulang tahun PDIP Senin lalu, Mega sendiri hanya menyatakan bahwa pembicaraan calon presiden masih terlalu dini dilakukan. "Saya tadi bilang kenapa sih terlalu terburu-buru, mbok pikirkan kenapa harga cabai naik," katanya.

Duet atau duel?

Kolaborasi Prabowo dan Raja Yordania, TNI Berhasil Kirim Bantuan RI ke Gaza via Udara

Pada Agustus 2010 lalu, survei Indo Barometer menempatkan Prabowo sebagai calon presiden terpopuler kedua setelah Megawati. Nama Prabowo bergeser ke posisi tiga jika nama Susilo Bambang Yudhoyono ikut disurvei, di mana Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini menempati posisi pertama.

Namun, SBY tentu tak bisa maju mencalonkan diri untuk ketiga kalinya sebagai calon presiden, karena terhalang aturan konstitusi. Sehingga, untuk sementara ini, dua kandidat terkuat adalah Mega dan Prabowo.

Pertanyaannya, jika Mega katakanlah tak mencalonkan diri lagi, apakah itu berarti Prabowo merupakan calon presiden terkuat? Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, belum bisa memastikannya. "Saya tak berani berspekulasi," katanya. "Harus ada survei dulu tanpa memasukkan nama Megawati dan SBY."

Qodari juga mengaku tak bisa memprediksi karena belum pernah secara khusus meneliti peluang Prabowo. "Jika SBY dan Megawati, saya sudah menemukan polanya. Prabowo ini belum," katanya.

Menurut Qodari, yang menjadi problem bagi Prabowo sebenarnya bukan elektabilitasnya sebagai seorang calon presiden. Tanpa melibatkan SBY, Prabowo dinyatakan akan dipilih oleh 15,5 persen dari 1.200 responden. Sementara itu, Mega didukung 21,8 persen.

"Masalah utama Prabowo adalah pada kendaraan politiknya," kata Qodari.

Pemilihan 2009 membuktikan Prabowo gagal maju sebagai calon presiden karena suara yang diperoleh Gerindra terpaut jauh dari syarat pencalonan Presiden, minimal dicalonkan oleh partai atau gabungan partai yang mengantungi total 20 persen suara pemilih.  

Sementara itu, soal elektabilitas Gerindra sendiri, survei Indo Barometer menemukan belum meningkat signifikan sejak Pemilu 2009 berlalu. "Hasil survei Agustus kami tak jauh berbeda dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia terbaru," kata Qodari.

Lembaga Survei Indonesia menemukan dalam survei Desember 2010, Gerindra mendapat dukungan 2,7 persen suara responden. Angka ini bahkan lebih rendah dari yang diperoleh dalam Pemilu 2009 lalu, yakni 4,4 persen.

Jika Gerindra gagal mendapat tambahan suara signifikan pada Pemilu 2014 nanti, tentu mereka kembali harus berkoalisi dengan partai lain. PDIP, bekas sekutu dalam Pemilihan Presiden 2009, tampaknya akan menjadi pilihan pertama yang mereka lirik. Masalahnya, opsi ini sejak awal sudah terganjal munculnya aspirasi di kalangan internal PDIP sendiri. Sejumlah tokoh PDIP kini telah menyatakan ingin kembali mengusung Mega dalam pemilihan presiden mendatang. Ini, kata mereka, karena peluang Mega terbuka lebar di Pemilu 2014. Mengacu kepada hasil survei terakhir, tanpa SBY, Mega merupakan calon terkuat, untuk sementara ini.

Menarik, menyimak apakah dua bekas sekutu ini, Prabowo dan Mega, akan berduet atau berduel di Pemilu 2014 mendatang. (kd)

Sering Diabaikan, Ini 5 Manfaat Lakukan Scaling Gigi
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, PT PLN

39 Unit SPKLU PLN di Sepanjang Tol Trans Sumatra Siaga Layani Pemudik, Ini Titik Lokasinya

PT PLN (Persero) menyiagakan 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh tanah air untuk periode mudik lebaran tahun 2024

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024