Mensos: Soeharto Diseleksi Tim, Saya Tak Ikut

Presiden Soeharto
Sumber :
  • www.nrc.nl

VIVAnews - Seleksi Soeharto sebagai calon Pahlawan Nasional dilakukan oleh tim yang dibentuk Kementerian Sosial. Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri menyatakan tim tersebut independen, bahkan dia sendiri tak ikut dalam rapat mereka.

"Kalau kami di Kementerian Sosial punya tim peneliti dan pengkajian Pahlawan pusat," kata Salim. "Jadi Kemensos hanya merekomendasikan dan meneruskan saja," katanya ditemui di gedung parlemen, Jakarta, Senin 25 Oktober 2010.

Pencalonan Pahlawan, kata Salim yang juga aktif di Partai Keadilan Sejahtera itu, dilakukan mulai dari tingkat daerah. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 mengatur jelas syarat-syaratnya. "Jadi dari bawah, bupati lalu gubernur diseleksi benar lalu diteruskan ke Kemensos," kata Salim.

Dari daerah itu, Tim Kementerian Sosial yang berjumlah 13 orang mendapatkan 18 bakal calon. "Yang lolos sepuluh," kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi itu. "Menteri pun tidak dapat mengintervensi, tidak hadir, tidak mendukung, agar murni tim yang melakukan," katanya.

Tim ini, kata Mensos, bisa menolak bakal calon, mengusulkan atau menunda pencalonan. Karena itu, Salim menyarankan, sebaiknya tanyakan kepada mereka soal penyaringan 18 nama menjadi 10 nama itu. Soeharto, Abdurrahman Wahid dan Ali Sadikin adalah tiga dari sepuluh nama ini.

Hasil dari tim ini kemudian, kata Salim, diteruskan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang diketuai Djoko Suyanto. Dewan ini yang kemudian menyaring dan merekomendasikan ke Presiden selaku pemilik gelar. (umi)

Hormati Putusan MK, Eks Ketum PB HMI: Saatnya Bekerja untuk Indonesia Maju
Jordi dan Ruben Onsu

Jordi Onsu Mengaku Sering Minta Maaf dan Mengalah ke Ruben Onsu

Jordi Onsu menambahkan bahwa meskipun ia mengakui tindakannya untuk selalu mengalah, namun menurutnya, sikap itu dianggap lebih bijaksana dalam menjaga kedamaian.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024