Buku Trilogi Dosa Politik

Demokrat: Yudhoyono Bakal Apresiasi Buku Itu

VIVAnews – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, mengatakan penerbitan "Trilogi Dosa Politik: Memahami Dosa-dosa Politik Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Pengkhianatan Kaum Intelektual," dianggap menjadi dukungan bagi pemerintahan Yudhoyono.

Persib Bandung Bagi-bagi Takjil Gratis, Maskot Ikut Turun ke Jalan

“Itu dianggap mengawal kepemimpinan. Berarti kepemimpinan sekarang dipahami secara intelektual dan konsepsional, bukan hanya secara politik. Itu dibutuhkan untuk perubahan,” kata Ahmad kepada VIVAnews, Senin 22 Desember 2008.

Ahmad mengatakan Presiden Yudhoyono bakal mengapresiasi karya tulis itu. Sebab, kata dia, Yudhoyono merupakan pemimpin yang menghargai karya intelektualitas.

Otto Hasibuan Klaim Pemilu 2024 Paling Damai, Bukan Paling Buruk

“Kalau politisi itu selalu berpikir instan. Hari ini begini, besok sudah lain. Sedangkan Pak Yudhoyono itu seorang budayawan, apa yang hari ini adalah dasar konsep masa depan,” kata dia.

Menurut Ahmad, cara berpikir itulah yang membedakan Yudhoyono dengan presiden-presiden pendahulunya. Menurut dia, Yudhoyono bukan hanya eksekutif, namun juga seorang intelektual. Yudhoyono, katanya, memimpin Indonesia dengan ide-idenya. “Karena itu implikasinya, eksekusi agak lambat. Tapi, itu merupakan pondasi dari perubahan yang berkesinambungan,” kata dia.

Jelang Lebaran, Irish Bella Ajarkan Anak Cara Bedakan Nominal Uang THR

Ahmad mengatakan beda kasusnya dengan pemimpin yang mengendalikan pemerintahan tanpa didasari intelektualitas. Pemimpin semacam itu, kata dia, biasanya setiap kebijakan dibuat cepat. “Kayak akrobat. Tapi tanpa pondasi dari perubahan yang berkesinambungan,” kata dia.

Gerhana Matahari.

Gerhana Matahari Bisa 'Mengocok' Emosi Manusia sampai Mewek

Menurut NASA, jangan heran jika Anda atau seseorang di sekitar akan menangis ketika menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024