Bagaimana Ekonomi Kalteng, Calon Ibukota RI?

rumah betang di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan tengah
Sumber :
  • Antara/ Lintang Nusa

VIVAnews - Kota Palangkaraya, propinsi Kalimantan Tengah belakangan ini banyak disebut sebagai kota yang layak dijadikan ibukota Indonesia menggantikan Jakarta yang sudah penuh sesak.

Berbagai pendapat menganggap Palangkaraya memenuhi sejumlah kriteria. Di antaranya, wilayahnya sangat luas dan berpotensi dikembangkan, letaknya strategis berada di tengah-tengah Nusantara, serta relatif lebih aman dari gempa yang kerap turut menggetarkan Jakarta.

Namun, bagaimana dari kondisi ekonomi Kalimantan Tengah?

Salah satu ulasan mengenai kondisi ekonomi salah satu propinsi di Kalteng bisa dijumpai dari situs Bank Indonesia, yang secara rutin menyampaikan perkembangan Kajian Perekonomian Regional di seluruh propinsi di Indonesia, termasuk Kalteng.

Laporan kajian ekonomi Kalteng yang terakhir dirilis adalah kajian triwulan I  2010 yang dirilis baru-baru ini. Berdasarkan laporan itu, sesungguhnya anggaran pendapatan pemda Kalteng tergolong kecil, yakni hanya sekitar Rp1,5 triliun pada tahun lalu. Itu bersumber dari pendapatan asli daerah sebesar Rp465 miliar dan dana perimbangan dari pemerintah pusat lebih dari Rp1 triliun.

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Dari sisi, produk domestik regional bruto, ekonomi Kalteng juga tergolong kecil, yakni dengan PDRB (harga konstan) hanya Rp16 triliun dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun 5-6 persen. "Kue ekonomi" sebanyak itu dibagi-bagi untuk sekitar 2 juta penduduk Kalteng yang terbesar di berbagai kota dan desa.

Ini sangat jauh dibandingkan DKI Jakarta yang kini menjadi ibukota RI. APBD 2009 lebih dari Rp22 triliun dan PDRB yang mencapai Rp370 triliun.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

Sebagai propinsi dengan wilayah yang sangat luas, perekonomian Kalteng sangat bergantung pada pertanian, khususnya perkebunan. Bahkan, sektor ini menyumbang 33 persen dari produk domestik bruto Kalteng dan berperan menyumbang 1,49 persen dari total pertumbuhan 5 persen pada 2009.

Dominasi sektor pertanian, juga terlihat dari sisi investasi, serta ekspor. Investasi di propinsi ini banyak ditujukan untuk sektor pertanian. Pada triwulan I 2010, investasi domestik untuk sektor ini mencapai Rp7,7 triliun dan investasi asing sebesar US$2,4 miliar.

Sedangkan, untuk ekspor juga didominasi produk komoditas, seperti kelapa sawit, karet dan produk mineral batu bara. Sebagian ekspor ditujukan ke China, kemudian Jepang.

Dominasi produk komoditas ini, menurut Kepala BI Palangkaraya, Amanlison Sembiring, sangat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi di masyarakat Kalteng. Saat harga komoditas tinggi, maka tingkat konsumsi juga meningkat.

Salah satu indikatornya, penjualan kendaraan bermotor roda dua meningkat pada triwulan I seiring dengan kenaikan harga komoditas," katanya seperti dikutip dalam laporan tersebut.

Dari sisi perbankan, sebenarnya kondisi keuangan di Kalteng masih relatif belum menonjol. Total kredit yang disalurkan di Kalteng mencapai Rp11 triliun, sedangkan dana pihak ketiga sekitar Rp8 triliun.

Tentunya, ini sangat jauh berbeda dengan ibukota Indonesia saat ini. Dana pihak ketiga perbankan di Jakarta saat ini mencapai hampir Rp1000 triliun atau seratus kali lipat ketimbang dana pihak ketiga perbankan di Kalteng.

Problem yang kerap dihadapi Kalimantan saat ini adalah masalah listrik, infrastruktur jalan, bandara dan pelabuhan, kekurangan investasi, serta pangan yang kerap didatangkan dari propinsi lainnya.

Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban
 Ilustrasi sedekah

Inspirasi Membantu Sesama

"Kami berharap kegiatan ini tak hanya menjadi sekadar acara, tetapi juga menjadi momentum untuk menginspirasi orang lain agar turut berpartisipasi dalam membantu sesama."

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024