Percaya Mistik Ibukota Negara Pindah ke Hutan

Balai kota Nay Pyi Taw, ibukota Myanmar yang baru.
Sumber :
  • http://www.bbc.co.uk

VIVAnews – Ribuan serdadu itu bergegas ke utara.  Memakai seragam lengkap, sepatu lars dengan bedil gelenjot di pundak.  Diangkut 1.100 truk militer yang gagah perkasa, rombongan bala tentara ini mengular hingga puluhan kilometer.

Serangan Pasukan Israel Kini Menargetkan Perempuan Palestina di Gaza

Pagi  itu 11 November 2005. Saat matahari merayap ke pucuk gunung,  para serdadu itu meninggalkan anak-istri yang terisak. Perpisahan itu terlalu mendadak. Diberitahu cuma dua hari sebelum berangkat.

Ribuan serdadu bermata sembab itu tidak sedang berangkat ke medan perang. Tapi ke sebuah kota bernama Pyinmana, 200 mil jauhnya dari Rangoon. Entah dapat wangsit dari langit mana, pemimpin junta militer Jenderal Than Shwe,  tiba-tiba memindahkan ibukota negara Myanmar ke kota yang terletak di tengah hutan itu.

Airlangga Hartarto Ajak Kader Golkar Jadikan Bulan Syawal Momen Tingkatkan Kinerja Positif

Para tentara yang dihela pagi itu, diperintahkan mengawal ribuan pegawai negeri sipil dari 11 Departemen, sekaligus mengawal kota baru Pynmana. Perpindahan itu benar-benar merepotkan. Semua dokumen dan peralatan kantor diangkut, termasuk batu bata merah dari jaman Victoria dari ratusan bangunan kuno yang dirubuhkan di Rangoon.

Banyak orang mengecam Than Shwe atas aksi nekatnya itu. Ada yang menyebut sang jenderal sudah gila. “Semua orang membenci perpindahan ini, tapi pemerintah sudah gila,” kata Soe, salah seorang anggota keluarga yang dipindahkan seperti ditulis Washington Post, 28 Desember 2005.

FIFA Terang-terangan Puji Timnas Indonesia

Anggota keluarga yang ditinggalkan murka alang kepalang dengan ibukota baru itu. Kota Pyinmana, lanjut Soe, “Aku sangat berharap bisa meledakkan tempat itu” Tapi  bahkan ribuan serdadu berbedil yang pergi sembari bersungut pagi itu, tak sanggup menolak pindah.

Mereka bergegas melewati hutan, melintasi jalan rusak yang banyak lubangnya. Dan rombongan panjang ini masuk ibukota baru itu saat hari sudah gelap. Perjalanan menghabiskan waktu 12 jam.

Selain disambut kegelapan, mereka juga disambut kengerian. Pynmana bukanlah kota seperti yang dibayangkan. Kota itu cuma himpunan cagak beton, jalan tak beraspal yang menyemburkan debu tebal ke lubang hidung.

Berbilang bulan, ribuan pegawai negeri dan para serdadu itu bak tinggal di pengungsian. Menetap di bangunan yang belum rampung, tanpa air bersih dan listrik seperti di kota Yangoon.

Ibukota Tanpa Jiwa --Contoh Negara2 yang Gagal

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya