VIVAnews - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan dirinya tidak pernah berhubungan dengan Robert Tantular, sebagaimana dituduhkan oleh Bambang Soesatyo, politikus Partai Golkar hari ini di DPR.
Bantahan ini disampaikan secara tidak langsung melalui Kepala Biro Humas Departemen Keuangan, Harry Z Soeratin yang menggelar jumpa pers mendadak malam ini.
Dalam jumpa pers Harry yang mengatasnamakan Sri Mulyani mengatakan bahwa pernyataan Bambang Soesatyo bahwa Pansus Bank Century yang memiliki bukti rekaman pembicaraan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Robert Tantular terkait dengan rapat tertutut KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan).
"Hal tersebut tidak benar dan menyesatkan," ujar Harry dalam jumpa pers, Jumat malam, 11 Desember 2009.
"Berita-berita tersebut menjadi fitnah, mencemarkan dan merusak nama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati," ujar Harry.
Sebelumnya, Bambang Soesatyo, dalam rapat hari ini menuturkan bahwa ada rekaman percakapan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Deputi Senior Gubernur BI Miranda Goeltom, dan Direktur Bank Century Robert Tantular, dalam rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). Rapat itulah yang memutuskan Bank Century (kini Bank Mutiara) diselamatkan.
Keputusan Sri Mulyani terkait status sistemik Bank Century, kata Bambang, juga dipengaruhi oleh Robert Tantular.
Lebih jauh Bambang menuturkan bahwa dalam rekaman percakapan itu, Sri Mulyani juga sempat berbicara kepada Robert. "Sudahlah Robert, sekarang kita sedang rapat tertutup untuk menentukan bail-out," demikian ujar Bambang menirukan kata-kata Sri Mulyani.
Kemudian Robert berkata, "Yang penting kesimpulannya adalah dampak sistemik akibat krisis yang sedang kita hadapi sekarang," kata Bambang menirukan jawaban Robert.
Bambang menegaskan, percakapan itu adalah rekaman rapat resmi.
"Seluruh peserta KSSK pun mengetahui soal percakapan itu," kata Bambang. Karenanya Bambang mendesak agar rekaman percakapan antara Sri Mulyani, Robert Tantular, dan Miranda Goeltom tersebut dapat digali dan dipelajari lebih mendalam.