Golkar Kecewa dengan Pelarangan Menara Masjid

VIVAnews - Fraksi Partai Golkar kecewa atas hasil referendum di Swiss yang menyetujui adanya pelarangan pembangunan menara sebagai bagian dari masjid.

KAI Operasikan 256 Kereta Jarak Jauh per Hari Selama Arus Balik Lebaran 2024

Golkar menilai referendum itu menunjukkan masyarakat Swiss tidak menghargai adanya perbedaan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Ade Komarudin dalam keterangan tertulis yang dikirimkan, Selasa 8 Desember 2009. "Kami kecewa dengan hasil referendum itu," kata Ade Komarudin.

Meski kecewa, Golkar mengimbau kepada umat muslim Swiss untuk menggunakan jalur dialog. Tujuannya, agar hasil referendum yang melarang pembangunan menara sebagai bagian masjid itu dapat dicabut.

"Kami menyarankan kepada masyarakat muslim Swiss untuk terus melakukan dialog lintas agama," kata Ade. Sehingga nantinya dalam dialog itu dapat dijelaskan betapa pentingnya menara sebagai bagian dari masjid.

"Melalui dialog yang konstruktif, Golkar yakin pelarangan itu pada akhirnya akan dicabut," jelas dia.

Maka itu, Fraksi Golkar berharap semoga apa yang terjadi di Swiss tidak menyeret masyarakat dan pemerintah negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Golkar juga menyerukan kepada umat muslim seluruh dunia agar tidak terpengaruh atas hasil referendum itu. "Karena Islam adalah agama rahmatan lil alamin, rahmat bagi seru sekalian alam."

Lebih lanjut dikatakan anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat itu, bahwa pelarangan pembangunan menara -tempat di mana adzan dikumandangkan– muncul di saat semangat toleransi lintas agama tumbuh dan berkembang pesat secara universal.

"Pelarangan ini juga tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat demokratis yang berlaku secara universal," kata dia.

Ratusan Kerbau di OKI, Sumsel, mati mendadak.

431 Kerbau di OKI Sumsel Mati Mendadak, Ini Penyebabnya

Ratusan Kerbau di OKI Sumsel Mati Mendadak, Ini Penyebabnya

img_title
VIVA.co.id
14 April 2024