Amien Rais Setuju Bersyarat PAN Dukung Pemerintah

Politikus PAN Amien Rais
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVA.co.id - Ketua Dewan Kehormatan sekaligus pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, mengakui turut menyetujui kebijakan partainya bergabung dan mendukung pemerintah Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat

Namun Amien mengajukan sejumlah syarat penting, sebab motivasinya bukan kepentingan pragmatis mengincar kursi menteri, melainkan kepentingan yang lebih besar: bangsa dan negara. Soalnya Indonesia sedang di ambang krisis ekonomi dan berpotensi besar mengancam sektor lain.
PAN Minta Warga Surabaya Rela Lepas Risma ke DKI

Ancaman krisis itu, kata Amien, membutuhkan kerja sama seluruh komponen bangsa, termasuk semua partai politik; tak hanya yang berada dalam PAN bersedia menjadi bagian dari Pemerintah dalam rangka kerja sama itu.
Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama

Amien mengajukan syarat kepada : semua partai dalam KMP harus dilibatkan untuk membantu pemerintah. Kalau tidak, apalagi PAN cuma diberi jabatan menteri, itu tidak akan menyelesaikan permasalahan bangsa.

Bagi PAN, kata Amien, tak ada artinya dibanding ancaman krisis ekonomi yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional. "Kalau iming-iming satu-dua posisi (menteri), ini hanya remeh-temeh," katanya dalam perbincangan dengan tvOne pada Kamis siang, 3 September 2015.

Amien juga menuntut komitmen Presiden Joko Widodo untuk merangkul semua partai dalam KMP agar dapat bekerja sama. "Kalau PAN diambil dua kadernya (diangkat jadi menteri), dan KMP dibiarkan, itu tidak elok, tidak baik. Kalau Pak Jokowi memang berniat betul (mengatasi permasalahan bangsa dan negara), ajak semua, duduk untuk berdisikusi bersama, partai politik, semua ormas (keagamaan), dan lain-lain," katanya.

Mantan Ketua MPR itu menekankan tentang ancaman krisis ekonomi yang bukan tidak mungkin mengganggu stabilitas nasional-politik. Dia memperingatkan bahwa krisis ekonomi global telah menggoncangkan situasi politik sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa, dan beberapa Asia Tenggara.

Krisis politik di Malaysia pun, katanya, dipicu juga situasi perekonomian dalam negeri. Indonesia patut waspada karena krisis di Malaysia bukan tak mungkin menjalar ke Tanah Air.

"Sekarang Malaysia (bergolak), dan akan menyusul Indonesia. Saya tidak main-main. Ada global dajjal; kekuatan global yang akan meruntuhkan bangsa-bangsa, termasuk Indonesia. Kelompok Melayu sudah diadudomba di Malaysia. Bukan tidak mungkin Indonesia," ujarnya, menerangkan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya