Komposisi Parlemen Berubah setelah PAN Cabut dari KMP

Sidang paripurna DPR Bahas RUU Pilkada
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Partai Amanat Nasional (PAN) mengejutkan jagat politik nasional. Partai itu mengumumkan diri bergabung dan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
PAN Minta Warga Surabaya Rela Lepas Risma ke DKI

Langkah politik itu dapat dimaknai bahwa PAN telah hengkang dari Koalisi Merah Putih (KMP) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). PAN kini menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH), gabungan partai politik pendukung Presiden Joko Widodo.
Pesta Narkoba, Politikus PAN Ditangkap BNN

Ketua Umum PAN, Zulkiefli Hasan, mengakui bahwa langkah politik PAN memang belum dikomunikasikan dengan para petinggi KMP. Namun dia berkali-kali menegaskan bahwa sekarang
PAN Jajaki Koalisi dengan PDIP di Pilkada Yogyakarta

Menurut Zulkiefli, ada persoalan yang lebih mendesak untuk diselesaikan, yakni perekonomian global yang memengaruhi perekonomian nasional. Semua pihak, termasuk partai politik, begitu juga PAN, harus bertanggung jawab untuk membantu Pemerintah mengatasi ancaman krisis ekonomi itu.

"Tidak tepat lagi kalau kita masih kotak-kotak (pengelompokan KMP atau KIH). Situasi ekonomi kita sudah begini. Kita harus beri sinyal kuat pada pelaku usaha, investor, kepada rakyat bahwa kita kompak. Apa pun yang dihadapi, kita bersama-sama," kata Zulkiefli dalam konferensi pers bersama Presiden dan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2015.

Zulkiefli tak lugas menerangkan alasan PAN bergabung dan mendukung Pemerintah. Tapi keberadaan PAN kini memperkuat Pemerintah dan partai politik pendukung Presiden Joko Widodo di Parlemen. KIH sebelumnya subordinat di bawah KMP, namun kini mengungguli.

KIH sebelumnya memiliki 208 kursi di DPR RI, yang terdiri dari 109 kursi PDIP, 36 kursi Partai Nasdem, 47 kursi dari PKB, dan 16 kursi dari Hanura. Ditambah 48 kursi PAN berarti KIH memiliki 256 kursi di Parlemen.

KMP sebelumnya dengan lima partai politik menguasai sebagian besar kekuatan di Parlemen, yakni 291 kursi. Rinciannya: 91 kursi Partai Golkar, 73 kursi Partai Gerindra, 48 kursi PAN, 39 kursi PPP, dan 40 kursi PKS. Jumlah kursi KMP menyusut menjadi 243 kursi setelah dikurangi kursi PAN.

Satu partai, yakni Partai Demokrat, tak bergabung dengan KIH maupun KMP. Partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu memiliki 61 kursi DPR. Sikap politik partai itu tak memihak masing-masing koalisi meski pada momentum politik tertentu cenderung mendukung salah satunya.

Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI, Bambang Wuryanto, mengapresiasi sikap politik PAN. Menurutnya, keberadaan PAN di KIH akan membuat situasi politik menjadi lebih nyaman.

Dia berpendapat, komposisi total kursi KIH dan KMP kini menjadi lebih berimbang, meski KIH sedikit lebih unggul dengan 13 kursi.

"Dukungan di Parlemen menjadi mayoritas. Stabilitas politik menjadikan Pemerintah bisa membuat membuat kebijakan lebih kuat dan baik," kata Bambang di kompleks Parlemen di Jakarta, Rabu, 2 September 2015.

Hal senada diungkapkan Masinton Pasaribu, anggota Fraksi PDIP. Dia berharap PAN konsisten dengan sikapnya. Namun dia memberikan catatan.

"Kalau bergabung, bagus, konsisten. Kalau ada di eksekutif, Parlemen-nya harus dukung Pemerintah. Prinsip PDIP membangun negeri ini enggak bisa sendiri, harus gotong royong." (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya