Tujuh Petahana Ini Tak Ada Lawan di Pilkada

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id -
Hasto Bantah Sering Komunikasi dengan Risma
Tujuh petahana tak memiliki lawan dalam pemilihan kepala daerah. Tidak ada pasangan lain yang mendaftar setelah dibuka pada 26 Juli sampai 28 Juli 2015. Bahkan setelah diperpanjang dari 1-3 Agustus 2015, tetap saja nihil.

Koalisi Kekeluargaan Masih Belum Bersifat Final, kata PDIP

Kondisi ini memaksa Komisi Pemilihan Umum menunda pemilihan kepala daerah di daerah-daerah tersebut sampai 2017. Alasannya karena calon pasangan kepala daerah hanya satu saja.
PDIP Masih Cari Momentum Baik untuk Umumkan Cagub DKI


Keputusan tersebut sesuai Peraturan KPU (PKPU) Nomor 12 Tahun 2015. Bagi daerah yang tidak memiliki lebih dari satu pasangan calon, pelaksanaan pilkada di daerah itu ditunda hingga pilkada tahap dua pada 2017.

Beberapa penyebab antara lain para pesaing tak punya cukup nyali untuk menantang calon petahana. Hitung-hitungan politik mereka tidak sampai.

Jika dipaksakan bertarung, bisa ditebak mereka akan kalah. Penyebabnya adalah sang petahan begitu kuat, populer serta memiliki dukungan yang masif di daerah tersebut. Solusi terbaik bagi para pesaing adalah mundur sebelum bertarung.

Meski demikian, konflik internal yang melanda sejumlah partai seperti Golkar dan PPP juga turut menjadi faktor. Beberapa calon yang akan mendaftar terkendala administrasi karena partai pengusung mereka memiliki kepengurusan ganda di tingkat pusat.

Berikut 7 calon petahana yang tak punya lawan dalam pilkada:


1. Tri Rismaharini


Siapa yang tak kenal tokoh satu ini? Namanya bahkan sempat digadang-gadang maju dalam pemilihan presiden 2014 lalu.


Ya, Tri Rismaharini adalah salah satu calon petahana yang tak memiliki lawan. Sepak terjangnya saat memimpin Surabaya membuat popolaritasnya terus melambung.


Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya sejak 28 September 2010. Dia meraih posisi itu setelah memenangkan persaingan pada pilkada 2010.


Pada pilkada serentak tahun ini, dia menggandeng Wisnu Sakti Buana, Wakil Wali Kota Surabaya. Keduanya diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Nasdem.


Pasangan ini mendaftar ke KPU Surabaya pada 26 Juli 2015. Namun, sampai masa pendaftaran diperpanjang hingga 3 Agustus, tak ada calon lain yang lolos menjadi penantang mereka.


2. M Riyanto


M Riyanto adalah Wakil Bupati Kabupaten Blitar. Dalam pilkada tahun ini, dia memilih berpasangan dengan Marhaenis Urip Widodo, Ketua DPC PDIP Kabupaten Blitar.


Pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Gerindra itu mendaftar ke kantor KPUD Blitar pada Selasa, 28 Juli 2015.


Sebagai mantan Wakil Bupati, Riyanto memang memiliki peluang yang besar. Bahkan elektabilitasnya pun begitu tinggi karena sosoknya yang kuat dan terkenal di masyarakat Blitar.


3. Indartato


Indartato merupakan Bupati Pacitan dan kini sebagai calon Bupati Pacitan petahana. Dia menjabat sejak 2011 lalu.


Pada pilkada tahun ini, dia berpasangan dengan Yudi Sumbogo yang merupakan Wakil Bupati Pacitan. Mereka mendaftarkan diri ke KPU pada Senin, 27 Juli 2015.


Partai pendukung dari pasangan ini antara lain Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Nasional Demokrat.


Hingga masa pendaftaran yang diperpanjang berakhir, tak ada kandidat lain berani menantang mereka. Hasilnya, Pacitan menjadi salah satu daerah yang pilkadanya ditunda sampai 2017 mendatang.


4. Ruzhanul Ulum dan Ade Sugianto


Ruzhanul Ulum mulai menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya pada 2011. Saat memenangkan pilkada tahun itu, dia berpasangan dengan Ade Sugianto.


Kini, pada pilkada serentak tahun 2015, keduanya kembali mendaftar sebagai calon petahana. Mereka diusung oleh empat parpol besar yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera.


Namun, elektabilitas dan kekuatan yang mereka miliki dalam pilkada terlalu kuat untuk disaingi. Akibatnya, tak ada calon lain yang coba menantang mereka.


5. Ahyar Abduh dan Mohan Roliskana


Baik Ahyar Abduh maupun Mohan Roliskana merupakan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram petahana. Mereka adalah pemenang pilkada tahun 2010 lalu. Kini, keduanya masuk kategori calon yang tak punya pesaing.


Harapan adanya lawan sempat muncul ketika pasangan Salman dan Jana Hamdiana mendaftarkan diri sebagai calon walikota dan wakil wali kota KPUD Kota Mataram, pada Minggu 2 Agustus 2015. Namun, kemudian KPU membatalkan pendaftaran mereka lantaran tidak memenuhi syarat.


6. Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail


Keduanya merupakan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam pilkada serentak tahun ini, mereka berstatus pasangan petahana.


Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail mendaftar ke KPUD Kota Samarinda pada Selasa, 28 Juli 2015. Mereka diusung oleh tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera.


Sebenarnya ada dua pasangan lain yang seharusnya menjadi lawan Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail. Mereka adalah Zuhdi Yahya–Barkati yang diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Jafar Abd Gafar–Dayang Donna Faroek yang diusung Partai Golkar, Hanura dan Gerindra.


Namun, KPUD Kota Samarinda menyatakan berkas keduanya tidak memenuhi persyaratan. Praktis, calon yang ada hanya satu pasangan saja dan membuat pilkada ditunda sampai 2017.


7. Raymundus Fernadez-Aloysius Kobes


Raymundus Sau Fernandes dan Aloysius Kobes merupakan  Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Mereka memenangkan pilkada pada 2010 lalu dan kini menjadi calon petahana.


Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Mereka mendaftar ke KPUD Timor Tengah Utara pada Senin, 27 Juli 2015.


Sayangnya, hingga pendaftaran ditutup, calon yang menamakan diri dengan sebutan Dubes Jilid II itu tak memiliki saingan. Tak bisa dihindari, KPU pun memutuskan pilkada ditunda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya